Kamis, 19 Agustus 2010

Sejarah sosiologi di Indonesisa

Perkembangan Sosiologi di Indonesia
Sejak jaman kerajaan di Indonesia sebenarnya para raja dan pemimpin di Indonesia sudah mempraktikkan unsur-unsur Sosiologi dalam kebijakannya begitu pula para pujangga Indonesia. Misalnya saja Ajaran Wulang Reh yang diciptakan oleh Sri PAduka Mangkunegoro dari Surakarta, mengajarkan tata hubungan antara para anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan-golongan yang berbeda, banyak mengandung aspek-aspek Sosiologi, terutama dalam bidang hubungan antar golongan (intergroup relations).
Ko Hajar Dewantoro, pelopor utama pendidikan nasional di Indonesia, memberikan sumbangan di bidang sosiologi terutama mengenai konsep-konsep kepemimpinan dan kekeluargaan di Indonesia yang dengan nyata di praktikkan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa.
Pada masa penjajahan Belanda ada beberapa karya tulis orang berkebangsaan belanda yang mengambil masyarakat Indonesai sebagai perhatiannya seperti Snouck Hurgronje, C. Van Vollenhoven, Ter Haar, Duyvendak dll. Dalam karya mereka tampak unsur-unsur Sosiologi di dalamnya yang dikupas secara ilmiah tetapi kesemuanya hanya dikupas dalam kerangka non sosiologis dan tidak sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Sosiologi pada waktu itu dianggap sebagai Ilmu pembantu bagi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dengan kata lain Sosiologi ketika itu belum dianggap cukup penting dan cukup dewasa untuk dipelajari dan dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan, terlepas dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
Kuliah-kuliah Sosiologi mulai diberikan sebelum Pernag Dunia ke dua diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Hukum (Rechtshogeschool) di Jakarta. Inipun kuliah Sosiologi masih sebagai pelengkap bagi pelajaran Ilmu Hukum. Sosiologi yang dikuliahkan sebagin besar bersifat filsafat Sosial dan Teoritis, berdasarkan hasil karya Alfred Vierkandt, Leopold Von Wiese, Bierens de Haan, Steinmetz dan sebagainya.
Pada tahun 1934/1935 kuliah-kuliah Sosiologi pada sekolah Tinggi Hukum tersebut malah ditiadakan. Para Guru Besar yang bertaggung jawab menyusun daftar kuliah berpendapat bahwa pengetahuan dan bentuk susunan masyarakat beserta proses-proses yang terjadi di dalamnya tidak diperlukan dalam pelajaran hukum.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, seorang sarjana Indonesia yaitu Soenario Kolopaking, untuk pertama kalinya member kuliah sosiologi (1948) pada Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta (kemudia menjadi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik UGM . Beliau memberika kuliah dalam bahasa Indonesai ini merupakan suatu yang baru, karena sebelum perang dunia ke dua semua perguruan tinggi diberikan da;am bahasa Belanda. Pada Akademi Ilmu Politik tersebut, sosiologi juga dikuliahkan sebagai ilmu pengetahuan dalam Jurusan Pemerintahan dalam Negeri, hubungan luar negeri dan publisistik. Kemudian pendidkikan mulai di buka dengan memberikan kesempatan kepara para mahasiswa dan sarjana untuk belajar di luar negeri sejak tahun 1950, mulailah ada beberapa orang Indonesia yang memperdalam pengetahuan tentang sosiologi.
Buku Sosiologi mulai diterbitkan sejak satu tahun pecahnya revolus fisik. Buku tersebut berjudul Sosiologi Indonesai oleh Djody Gondokusumo, memuat tentang beberapa pengertian elementer dari Sosiologi yang teoritis dan bersifat sebagai Filsafat.
Selanjutnya buku karangan Hassan Shadily dengan judul Sosilogi Untuk Masyarakat Indonesia yang merupakan merupakan buku pelajaran pertama yang berbahasa Indonesia yang memuat bahan-bahan sosiologi yang modern.
Para pengajar sosiologi teoritis filosofis lebih banyak mempergunakan terjemahan buku-bukunya P.J. Bouman, yaitu Algemene Maatschapppijleer dan Sociologie, bergrippen en problemen serta buku Lysen yang berjudul Individu en Maatschapppij.
Buku-buku Sosiologi lainnya adalah Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas karya Mayor Polak, seorang warga Negara Indonesia bekas anggota Pangreh Praja Belanda, yang telah mendapat pelajaran sosiologi sebelum perang dunia kedua pada universitas Leiden di Belanda. Beliau juga menulis buku berjudul Pengantar Sosiologi Pengetahuan, Hukum dan politik terbit pada tahun 1967. Penulis lainnya Selo Soemardjan menulis buku Social Changes in Yogyakarta pada tahun 1962. Selo Soemardjan bersama Soelaeman Soemardi, menghimpun bagian-bagian terpenting dari beberapa text book ilmu sosiologi dalam bahasa Inggris yang disertai dengan pengantar ringkas dalam bahasa Indonesia dirangkum dalam buku Setangkai Bunga Sosiologi terbit tahun 1964.
Dewasa ini telah ada sejumlah Universitas Negeri yang mempunyai Fakultas Sosial dan politik atau Fakultas Ilmu Sosial. Sampai saat ini belum ada Universitas yang mngkhususkan sosiologi dalam suatu fakultas sendiri, namun telah ada Jurusan Sosiologi pada beberapa fakultas Sosial dan Politik UGM, UI dan UNPAD.
Penelitian-penelitian sosiologi di Indonesai belum mendapat tempat yang sewajarnya, oleh karena masyarakat masih percaya pada angka-angka yang relative mutlak, sementara sosiologi tidak akan mungkin melakukan hal-hal yang berlaku mutlak disebkan masing-masing manusia memiliki kekhususan. Apalagi masyarakat Indonesai merupakan masyarakat majemuk yang mencakup berates suku.

Daftar sosiolog Indonesia

Berikut ini adalah daftar sosiolog Indonesia. Anda diundang untuk mengembangkan daftar ini lebih lanjut.
1. Arief Budiman
2. Ariel Heryanto
3. Astrid Soesanto
4. Endriatmo Soetarto
5. Francisca Saveria Sika Ery Seda
6. George Junus Aditjondro
7. Gumilar Rusliwa Somantri
8. Heru Nugroho
9. Imam B. Prasodjo
10. Ivanovich Agusta
11. Iwan Gardono Sudjatmiko
12. Manasse Malo
13. Mely G. Tan
14. Mochtar Naim
15. MT Felix Sitorus
16. Nasikun
17. Paulus Wirutomo
18. Pudjiwati Sajogyo
19. Robert M.Z. Lawang
20. Sajogyo
21. Sediono M.P. Tjondronegoro
22. Selo Soemardjan
23. Sunyoto Usman
24. Syamsul Ma'arif
25. Thamrin Amal Tomagola
26. Vedi R. Hadiz
27. Hanneman Samuel
28. Rochman Achwam
29. Kamanto Sunarto
30. Akhmad Rozi

Senin, 16 Agustus 2010

PanTuN


        Iman syah putra situmorang

          Contoh-contoh pantun
1.Pantun Teka-teki
Tuan puteri belajar menari
Tari diajar oleh Pak Harun
Kalau Tuan bijak bestari
Apa yang naik tak pernah turun?
Budak-budak bermain batu
Batu dikira satu persatu
Badannya lurus bermata satu
Ekornya tajam apakah itu?
2.Pantun Dagang
Pukul gendang kulit biawak,
Sedikit tidak berdentum lagi.
Hendak kemana untung ku bawa,
Sedikit pun tidak beruntung lagi.
Dari Malaka ke negeri Pahang,
Singgah ke kedai beli kuini.
Saya ini dagang menumpang,
Mengharap belas orang di sini.
3.Pantun Beriba hati
Gedang-gedang kayu di rimba,
Sikeduduk degung berdegung.
Kadang-kadang hatiku iba,
Setiap saat duduk termenung.
Berdentum dentang ombak Purus,
Berdentum tentang Pariaman.
Di mana badan takkan kurus,
Anak delapan yang ditanggungkan.
4. Pantun Jenaka
Jalan-jalan ke rawa-rawa
Jika capai duduk di pohon palm
Geli hati menahan tawa
Melihat katak memakai helm

Limau purut di tepi rawa,
Buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa,
Melihat kucing duduk berbedak



5.Pantun Adat
Dahulu rebab yang bertangkai
Kini kopi yang berbunga
Dahulu adat yang berpakai
Kini rodi yang berguna

Yang merah hanya saga
Yang kurik hanya kundi
Yang indah hanya bahasa
Yang baik hanya budi
6.Pantun Nasehat
  Buah lada rasanya pedas,
  Jatuh sebiji buah masaknya.
  Meski otak pintar dan cerdas,
  Tidak berbudi apa gunanya.
  Kalau harimau sedang mengaum
  Bunyinya sangat berirama
  Kalau ada ulangan umum
  Marilah kita belajar bersama
7.Pantun Agama
Redup bulan nampak nak hujan
Pasang pelita sampai berjelaga
Hidup mati di tangan Tuhan
Tiada siapa dapat menduga
 Pinang muda dibelah dua
 Anak burung mati diranggah
 Dari muda sampai ke tua
 Ajaran Tuhan jangan diubah
8.Pantun Perpisahan / perceraian
   Hari ini menanan serai,
   Esok lusa menanam tebu.
   Hari ini kita bercerai,
   Esok lusa kita bertemu.
  Anak raja bermain keris,
  Keris ditempa di Aparlama.
  Usahlah adik duduk menangis,
  Abang pergi tidakkan lama.
9.Pantun Perkenalan
  Ramai orang di tengah pekan,
  Orang muda menjual manggis.
  Ingin hati mengenal tuan,
  Siapa gerangan si hitam manis.
  Dari mana mau kemana,
  Dari Jepun ke Bandar Cina.
  Kalau boleh saya bertanya,
  Adik manis siapa nama.
10.Pantun Suka-cita
  Merpati si burung dara,
  Mati seekor dalam keranjang.
  Hati cemas jadi gembira,
  Perut lapar jadi kenyang.
  Anak Indonesia bersilat mahir,
  Ke sawah mencari belut.
  Semenjak adikku lahir,
  Sudah ada teman bergelut.
11.Pantun Ejekan
 Panjang benar tali buaian,
 Dijalin oleh orang Sumba.
 Panjang benar jenggot tuan,
 Doleh dibuat tali timba.
Elok rupanya si kumbang jati
Membuat suasana lebih indah
Rapi benar kamar mu ini
Sepeti kapal yang pecah
12.Pantun Dukacita
Memancing di belakang gudang
Nasi masak gulai tertumpah.
Menangis anak minta uang
Yang didapat sumpah serapah.
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Banyak ditanam kayu jati.
Di mana hati tidak akan rusuh
Ibu mati bapak kawin lagi.
13.Pantun Berkasih-kasihan
Ke cimanggis membeli kopiah
Kopiah indah kan kau dapati
Begitu banyak gadis yang singgah
Hanya dinda yang memikat hati
Bau-bau jembatan tujuh
Tempat memungut sebuah lolah
Kalau adinda udah setujuh
Tunggulah saya tamat sekolah